Sabtu, 03 Desember 2011

HAJI dan Kesempurnaan

sebagian besar orang berharap sekali dapat menunaikan ibadah haji, selain merupakan kewajiban dan panggilan jiwa keagamaan, juga wujud rasa cinta pada agama dan Tuhannya. daya tarik haji begitu kuat, semangat moral dan spiritualisme begitu kental dalam ibadah ini, maka tidak heran jika tiap muslim menginginkan menjalankan ibadah ini, bahkan bisa berkali-kali menski terhitung mahal dan butuh pengorbanan yang tinggi.
beberapa hal yang dilupakan para Hujjaaj (panggilan jamak dari para jama'ah haji) antara lain adalah; - kesiapan moral dan keilmuan bahwa haji bukanlah sebatas ritual dan kebanggaan. - keinsyafan atau kesadaran diri sebagai seorang muslim, yang harus menjaga diri sebelum dan sesuadah menunaikan ibadah haji juga sangat rendah, yang penting puas dengan apa yang terlihat; bahwa mereka telah melalukan dan menunaikan kewajiban lantas menggunakan topi putih, sorban dan dipanggil pa' haji atau bu' haji. - kesadaran bahwa haji adalah ibadah ikhlas, artinya tidak ada ceritanya Rosul sebagai penggagas ibadah haji menuntut dirinya dipanggil "H.Muhammad" ....., sementara banyak jamaah haji kita yang kebakaran jenggot ketika titel hajinya tidak disertakan atau dilupakan atau tidak dipanggil atau tidak dihormati dengan panggilan haji, sementara hakekatnya, haji seperti juga ibadah yang lainnya bukanlah ibadah titel, tidaklah orang sholat kemudian mendapat titel Sh.(Shalat) atau puasa dapet titel Sh.(shaum) atau orang berzakat dapat titel Z.(Zakat), demikian simpelnya pemikiran ini meski tidak juga orang paham bahwa haji tidak berarti wajib menggunakan titel H. didepan namanya. LALU dimana letak kesempurnaan Ibadah Haji? dalam pemahaman yang sederhana beberapa riwayat hadist atau pun ceramah para ustad dan kiyai yang kita sering simak, bahwa haji yang sempurna atau mabrur adalah haji yang diterima; bahkan seorang yang akan berangkat haji kemudian membatalkannya karena dana yang ada untuk membantu sodara muslim lainnya yang sakit misalnya dapat dikatakan memperoleh ibadah haji mabrur; karena niat dan pengorbanannya. pendapat lain dengan sederhana menjelaskan, bahwa haji yang mabrur adalah haji orang yang benar dalam hidupnya, benar hartanya(halal) benar pencariannya, benar caranya, benar pura rukun dan syarat hajinya, serta mempunyai akhlak dan tingkah laku sholeh sebelum berangkat haji dan makin tercermin, terlihat dan terpancar sepulangnya dari ibadah haji. begitulah kurang lebih petuah beberapa ustad dan kiyai yang sering kita dengar.

Sabtu, 12 Maret 2011

MENTOK idea

Mentok Ide, merukan suatu hal yang wajar untuk semua orang
ide mentok atau macetnya ide dan inspirasi akan dialami semua orang
tapi yang terbaik berusahalah mencari ide, entah dengan berjalan-jalan,
istirahat secukupnya, pijat badan, olahraga atau hal-hal yang mambuat senang dan lepas.

COBALAH tulis gejala yang mungkin anda lihat, entah yg lewat atau terlintas dipikiran, baik peristiwa yg langsung di lihat atau terlihat di TV atau majalah yg iseng anda baca. apapun yang terlintas dibenak anda, pasti dapat menghasilkan suatu tulisan, yg entah kapan dapat dilengkapi nantinya dan dapat menghasilkan suatu yg bermanfaat langsung atau tidak langsung bagi diri dan orang lain.

tetaplah berkreasi, terus menulis, karena menulis dapat juga menghilangkan kebekuan dan stres yang mungkin anda alami, sama dengan membaca yang dapat membuka cakrawala, menulis dapat menularkan idea bahkan memberi jalan, solusi dapat pula mengobati orang lain..

"terus berkarya"
BELAJAR DARI BILL GATE .... dan Gurunya KHAN ...., TENTANG KESUNGGUHAN dan KETULUSAN